Puisi Armaya:
MENGANTAR ORANG MATI
Dalam ketiadaan yang sunyi menikam
di sini ditinggalkan demi kedamaian
tangis kubur meremas hati kami
dalam memandang alam yang beda
Tidur dan ditidurkan demikian abadi
tangan mengulur antara tanah tanah basah
dan kami dalam keasingan wajah
sedang desah terakhir bumi diruntuhkan
Hari terakhir diberikan begini mesra atau janji
dalam redup alam tiada kata-kata
kehadiran yang berkata-kata dalam sendiri
turun bersap-sap malaikat dan sayapnya
Kami memandang bumi merah dan orang-orang
begini tawakal merekatkan arti mati
dan segenap pandangnya adalah sendiri
dosa dosanya mendera dari tingkah yang hitam
Hari terakhir dan segenap pembalasan
turun malaikat bersap-sap bersama janji
bumi diruntuhkan demi hidup damai di sini
dan kami dalam ketiadaan yang sendiri
Sumber: Majalah Budaya Nomor 11-12 Tahun VI, Desember 1957, halaman 51