Puisi Mohammad Jihad Gunawan
PERANTAU
Kalau para perantau sekedar hinggap
kemudian berpaling
jejak-jejaknya lenyap
menyelinap di sela-sela rumput yang kering
Namun mereka lebih suka jalan-jalan di seberang
melintasi dan lalu-lalang pada persimpangan
kemudian segera menghilang
membawa bisa di kukunya yang panjang
Kabut turun menyelimuti
tak ada bara hangati persinggahan ini
walau setumpuk buku dibakar
hanya asap yang menyesakkan khalayak
Sementara bagi si gelandangan
si orang sesat hari-harinya kepalang
dalam suatu perjumpaan keduanya
mereka sama-sama ditantang pulang
1989